20 Keutamaan Ilmu Atas Harta
NGELONG.MY.ID. Dinuqilkan dari Ali Bin Abi Thalib RA Ilmu adalah pengikat kebajikan, Kehadirannya membuat segala hal menjadi berkah yang mengalir. Walaupun harta dikagumi dan banyak diburu oleh kebanyakan manusia, Tetapi kedudukan ilmu jauh lebih tinggi dari pada harta antara lain:
Pertama, Ilamu adalah warisan para Rasul sedangkan harta adalah diwariskan oleh Fir,aun, qarun dan para raja.
Kedua, ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta harus bersusah payah memelihara kekayaannya
Ketiga, jika ilmu menguasai harta akan mulialah kedua-duanya, sebaliknya jika harta menguasai ilmu, akan menjadi hinalah kedua-duanya.
Keempat, Harta kekayaan akan berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilmu pengetahuan bertambah jika dibagikan.
Kelima, ilmu setia menyertai pemiliknya menuju kematian, kebangkitan dan akhiratnya, adapun harta tak mau ikut dan tetap tinggal di dunia.
Keenam, pemilik ilmu terhormat dan diperlukan semua insan, dari rakyat hingga para raja, adapun harta hanya berguna dalam kebutuhan para faqir dan dhu’afa.
Ketujuh, orang berilmu memperbanyak saudara dan mengurangi seteru, sedangkan bagi pemilik harta, akan bermunculan musuh jahat dan kawan yang tidak tulus.
Kedelapan, kemilik harta hanya digelari yang baik-baik jika mau memberi, adapun ahli ilmu digelari yang baik sejak belajar terlebih ketika mengajar.
Kesembilan, Ketamakan pada ilmu memuliakan mereka yang masih bodoh maupun para cendekia, sebaliknya tamak kepada harta menistakan yang masih miskin juga yang sudah kaya.
Kesepuluh, Para pemilik harta di akhirat akan rumit urusannya dan berbelit-belit hisabnya, sedangkan pelajar dan pengajar ilmu akan mendapat kemudahan dan syafaat Nabi-Nya.
Kesebelas, Kemuliaan pemilik harta ada pada pernak-pernik kekayaan yang terletak di luar dirinya, adapun keluhuran ahli ilmu adalah pengetahuan yang menyatu bersama sosoknya.
Kedua belas, Semua ibadah dan ketaatan kepada Allah harus dilakukan dengan ilmu, tetapi banyak kemaksiatan keji dan mungkar, dapat dilakukan dengan harta.
Ketiga belas, agak sukar menemukan kemaksiatan yang ditujukan untuk memperoleh ilmu, namun bertabur banyaknya dosa-dosa yang ditujukan demi mendapatkan harta.
Keempat belas, harta menyergap kesedihan sebelum mendapatkannya dan mencekamkan kekhawatiran setelah memperolehnya, adapun ilmu adalah kegembiraan dan keamanan, kapanpun dan dimanapun berada.
Kelima belas, mencintai ilmu, baik bagi yang memilikinya maupun tidak, adalah mata air kebajikan, adapun mencintai harta, baik dikala berpunya maupun papa, adalah sumber keburukan.
Keenam belas, sebab Nabi Adam AS diciptakan, lalu ia dibekali ilmu, bukannya harta, yang membuatnya unggul di hadapan para Malaikat dan menerima sujud penghormatan mereka.
Ketujuh belas, Rabb kita menciptakan makhluk yang pertama adalah pena, menurunkan wahyu pertama kepada Nabi kita dengan kalimat “baca”, dan menjadikan kitab-Nya menjadi Mu’jizat utama Rasulullah SAW.
Kedelapan belas, sebab harta hanya bisa mulia dan membawa ke surga jika dimakmumkan kepada ilmu, sedangkan ilmu tak perlu disertai harta untuk menjadikan pemiliknya begitu.
Kesembilan belas, orang berharta lagi berilmu yang berinfaq, pahalanya disamakan oleh Nabi SAW dengan orang berilmu miskin yang baru berniat untuk itu.
Kedua puluh, Para pemilik harta mudah dijangkiti kesombongan hingga ada yang mengaku tuhan, adapun para pemilik ilmu dikaruniai sifat takut kepada Allah dan rendah hati terhadap sesama insan.
Subhanallah Ilmu adalah pengapit terkukuh bagi iris-irisan makna kebajikan di lapis-lapis keberkahan ilmu adalah pengikat terkencang bagi tumpukan bahan yang memperindah kehidupan.
Gelora hati kita terhadap ilmu adalah agar perjalanan kita di dunia dijelitakan dan disinari cahaya yang terang benderang, dengan semangat cinta ilmu maka Habis Gelap Terbitlah Terang. Semoga berbahagialah orang-orang yang lebih mencintai ilmu dari pada harta.***
Foto dan Penulis: Buya Masnurdin Tanjung
Tidak ada komentar