Cerpen: Katakan Pada Mimpi Aku Bisa
![]() |
Gambar oleh Jess Foami dari Pixabay |
Oleh : Talitha Syifa Illona
Di kala matahari mulai menampakkan sedikit cahayanya disaat itulh suara kukuruyuk itu berberbunyi untuk membangunkan hari yang tadinya beristirahat. Semua menyapa mentari dengan senyuman. Begitu juga dengan seorang gadis remaja yang sudah siap siap ingin pergi kesekolah. Dia adalah syilfa azzahra biasa dipanggil syilfa, remaja yang tahun ini sudah menduduki tahun terakih di SMA.
syilfa memiliki mimpi menjadi seorang Dokter, dia juga bercita-cita ingin melanjutkan kuliah nya di salah satu universitas ternama di Indonesia yaitu Universitas Indonesia. Dia sangat suka sekali pelajaran yang membahas tentang fungsi organ tubuh dan macam-macam penyakit. Dia sangat menyukai pelajaran biologi dan kimia dua pelajaran yang mungkin kebanyakan orang bilang itu adalah pelajaran paling susah dimasa SMA. Tetapi setiap ada pelajaran itu dikelas itu membuat Syilfa semakin semangat untuk mengejar mimpinya.
Sampai waktu itu tiba.
Waktu di mana semuanya bertolak belakang sama apa yang ia harapkan. Ia hanya mempunyai sebuah mimpi, mimpi yang mungkin orang-orang dan sebagian keluarga menganggapnya mustahil untuk terwujud atau pula menganggap dirinya remeh dan tidak dapat melakukannya. Syilfa memang bukan lh siswi yang berprestasi disekolah, karena itu terkadang dia mendapat ejekan dari temannya karena ia memiliki cita-cita yang terlalu tinggi untuk digapai. Namun dia tak perduli dengan kata-kata keluarga dan teman-temannya yang menghina dan meremehkannya. Dia akan membuktikan bahwa dia bisa mewujudkan mimpinya dan menutup mulut semua orang yang telah meremehkannya.
“syilfa tunggu “ teriak seorang cewek di koridor yang baru saja di lewati oleh Syilfa.
Syilfa menolehkan kepala kebelakang dan mendapatkan temannya- Sheila memanggilnya sambil berlari.
“ada apa?” tanya Syilfa
“ngak papa, ayo kita kekelas sama-sama.” Jawab Lara. Syila tidak menjawab, ia berjalan terlebih dahulu kedalam kelasnya.
“kamu kenapa Syil? Lagi ada masalah ya?” tanya Lara mereka sudah duduk di bangku masing-masing
“ Aku bingung la, kenapa sih orang tua aku ngelarang aku buat jadi dokter? Padahal kebanyakan orang tua nyuruh anaknya jadi dokter” ucapnya frustasi
“ sebelumnya maaf ya Syil, kalo kata-kata aku ini akan nyinggung perasaan kamu. Tapi menurut aku orang tua kamu maksudnya baik kok ngelarang kamu masuk kedokteran. Mereka takutnya dengan kemampuan kita yang biasa-biasa aja gak gak pinter kayak yang lain itu mustahil untuk masuk kedokteran apalagi kamu mau masuk ke UI pasti gak bakal masuklah” tutur Lara hati-hati
“Gak semua orang yang ingin jadi dokter itu harus pinter La. Gak ada yang mustahil di dunia ini asal kita berusaha dan berdoa. Aku yakin, kalo aku berusaha dengan keras dan selalu berdoa, aku pasti bisa jadi dokter” balas Syilfa
“ Tapi Syil...” ucapan Lara terpotong karena Syilfa segera menyahutnya
“ Apa kamu raguin aku La? Mana Lara yang selalu dukung aku, yang selalu nyemangatin aku? Dokter itu mimpi aku dari kecil La. Menyerah atas apa yang kita cita-citakan itu hanya untuk orang-orang yang gak percaya diri bahwa dia bisa gapai mimpinya, tapi aku percaya bahwa aku bisa jadi dokter jadi buat apa aku menyerah atas apa yang aku cita-citakan dari kecil. Diterima atau enggak nantinya itu urusan belakang dan aku yakin kalau aku gak keterima jadi dokter Allah udah menyiapkan apa yang terbaik buat aku nantinya” jawab Syilfa
“ Bukan gitu maksud aku Syil, aku cuman gak mau kamu kecewa nantinya dengan apa yang kamu harapkan itu gak sesuai sama apa yang kamu dapatkan.”
“ Enggak La, kamu salah. Aku justru akan lebih kecewa jika orang-orang yang aku sayang dan yang deket sama aku malah ngejatuhin dan gak percaya sama aku.”
“ Maaf Syil, aku nggak tau. Aku akan selalu dukung kamu kok. Kita akan buktiin kesemua orang kao kita itu bakal jadi orang yang sukses. Aku akan selalu ada buat kamu, karena kamu sahabat aku “
“ Makasih ya La , Cuma kamu satu-satunya orang yang selalu dukung aku “ ucap Syilfa sambil memeluk tubuh mungil Lara.
Mereka pun melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Hingga tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi.
“kringggg....” bunyi bel pulang sekolah
Mereka pun membereskan alat tulis dan bersiap-siap ingin pulang sekolah.
“kamu pulang naik apa syil? “ tanya Lara
“biasa naik angkot” jawab Syilfa
“mau pulang bareng gak, aku juga kebetulan bawa motor ni” ajak Lara
“nggak usah deh kan kita beda arah. Kamu duluan aja sana nanti rame lagi di parkiran”
“yaudah aku duluan ya syil. Bye syil! “
“bye Lar! “
Akhirnya syilfa pun pulang kerumah dengan angkot. Dia memang sudah terbiasa naik angkot sejak SMP. Sesampainya dirumah dia langsung menuju ke kamar dan membersihkan badan. Setelah mandi dia langsung menuju meja belajar untuk mengerjakan beberapa soal untuk persiapan ujian masuk universitas Negeri.
Malam pun tiba, Syilfa dipanggil ibunya untuk makan malam bersama keluargannya. Suasana pun ketika makan malam berlangsung. Setelah makan biasannya mereka mengobrol dan berbagi cerita apa saja yang mereka lakukan hari ini. Sampai pada suatu obrolan ayahnya bertanya kepada Syilfa.
“kamu yakin syil ingin masuk kedokteran? Udahlh gak usah, apalagi kamu mau ngambil di UI. Disana pasti banyak yang lebih pinter dari kamu, mana mungkin kamu orang yang biasa-biasa aja bisa masuk sana” tanya Andre, ayahnya Syilfa.
“iya syil mending kamu masuk pariwisata aja. Jangan ngambil yang tinggi-tinggi takutnya kamu gak bisa masuk sana. Itu juga demi kebaikan kamu Syil. Ibu takutnya kamu gak dapet kuliah negeri tahun ini dan harus ngulang lg tahun depan, jadi mending kamu masuk pariwisata Syil.” Tambah Tini, Ibunya Syilfa
“ tapi ayah ibu bukannya kita kuliah harus sesuai dengan apa yang kita inginkan,percuma kan kalo aku masuk pariwisata tapi bukandri kamauan aku sendiri. Pati ada aja hambatannya. Dokter itu cita-cita aku dri kecil dan dlu ayah ibu mendukung cita-cita aku. Tapi kenapa sekarang kalian gak percaya sama aku?” jawab Syilfa
“ bukan begitu sayang, ibu dan ayah percaya kalau kamu bisa menggapai semua yang kamu mimpikan. Tapi kita juga harus tau semampu apa kita dalam bidang itu.”
“ aku memang gak pinter dibandingkan teman-teman aku yang lain.tapi aku udh berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai semua mimpi aku bu. Karena menurut aku rangking dan kepintaran yang kita miliki di masa-masa sekolah itu belum menjamin keberhasilan dan kesuksesan dimasa depan. Jadi aku mohon banget sama ibu dan ayah untuk percaya sama aku kali ini aja biarkan aku menggapai cita-cita aku terlebih dahulu dengan semua usaha yang udah aku lakuin selama ini.” Timbal Syilfa dengan menahan nangis.
“ maafkan ayah ibu Syilfa, maksud ayah ibu tadi sebenarnya tidak seperti itu. Ayah tau usaha kamu sebesar apa untuk menggapai cita-cita kamu, jadi ayah dan ibu akan selalu mendukung cita-cita kamu. Dan ingat jangan lupa berdoa kepada Allah karna berusaha tanpa doa itu sama saja kita sombong dan kalau kita hanya berdoa tanpa berusaha itu sama aja kita bohong.” Jawab Ayah Syilfa.
Setelah mereka semua selesai berbicara. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Syilfa kembali ke kamar nya dengan senyum yang tertera diwajahnya. Dia sangat senang karena ayah dan ibunya akan mendukung apa yang dia cita-citakan selama ini dan dia akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan orang tuanya. Setelah sampai di kamar syilfa langsung langsung ke meja belajar. Ya dia setiap malam selalu belajar, mengerjakan soal-soal atau pun membahas materi untuk persiapan dia ujian masuk Universitas Negeri yang akan dilakukan bulan Juli nanti. Kegiatan belajar itu sudah dia lakukan dari kelas 11 SMA. Karena dia sangat bertekad untuk menjadi Dokter.
Terkadang juga Syilfa bersama sahabatnya yaitu Lara sering pergi ke cafe atau tempat nongkrong yang nyaman dan tidak terlalu berisik untuk belajar bersama. Syila sangat beruntung mempunyai sahabat seperti Lara yang selalu ada saat dia sedang sedih dan senang. Lara selalu menghibur Syilfa ketika dia sedih begitulah sebaliknya. Mereka memiliki cita-cita yang berbeda tapi memiliki satu tujuan yang sama yaitu membuktika ke keluarga dan orang lain bahwa mereka bisa menjadi orang yang sukses di masa depan nanti.
4 bulan berlalu...
Besok merupakan hari di mana Syilfa melakukan ujian untuk masuk Universitas negeri. Dia sangat gugup untuk hari esok tapi dia yakin usaha tidak akan menghianati hasil. Selama 4 bulan terakhir ini dia sudah berusaha semaksimal mungkin dengan mengerjakan soal-soal, membahas soal tersebut serta memahami materi-materi dari soal. Hari pun mulai malam, Syilfa berencana untuk tidur cepat malam ini agar besok pagi dia bangun lebih awal dan juga agar tidak mengantuk saat dia ujian nanti.
“kringggg....” alarm handphone Syilfa berbunyi tepat di jam 04.30
Syilfa pun terbangung dan langsung mematikan alarm tersebut. Kemudian dia pergigi ke kamar mandi untuk mengambir air wudhu dan langsung sholat Shubuh. Setelah sholat dia mempersiapkan apa yang harus dia bawa untuk ujian nanti dan setelah selesai disiapkan semua dia langsung pergi mandi dan mempersiapkan diri. Setelah semuannya selesai Syilfa pun langsung pergi ke meja makan untuk sarapan yang sudah ditunggui oleh orang tua dan adeknya. Hari ini Syilfa diantar orang tua dan adeknya untuk ujian.
Selesai sarapan mereka langsung pergi menuju salah satu universitas yang dipilih oleh Syilfa, universitas yang sangat terkenal di Indonesia dan Universitas itu merupakan salah satu Universitas Terbaik. Ya, universitas Indonesia yang dimana merupakan univesitas impian Syilfa. Sesampainya disana Syilfa pun langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya serta meminta doa agar pada saat dia mengerjakan dapat dimudahkan.
“ ayah ibu kakak ujian dulu ya, doain kakak semoga dilancar kan mengerjakan soalnya dan mendapatkan hasil yang bagus” ucap Syilfa
“ iya nak, ayah selalu mendoakan kamu yang terbaik dan jangan lupa sebelum mengerjakan berdoa dulu “ jawab ayahnya
“ betul kata ayah kamu nak, kami selalu mendoakan kamu yang terbaik. Hati- hati ya kak nanti pulang nya kami jemput” tambah ibunya
“ baik ayah ibu. Kakak pergi dulu ya, assalamualaikum” pamin Syilfa
“ waalaikumsalam...” jawab ayah, ibu dan adeknya.
Syilfa pun meuju ke ruangan tempat dia ujian dengan agak gugup. Sesampainya disana banyak juga orang-orang yang menunggu pintu ruangan di buka ada yang sedang belajar, mengobrol, dan masih banyak lagi. Tepat jam 07.00 pintu ruangan pun dibuka. Peserta ujian sesi pertama pun masuk keruangan dengan tertib termasuk Syilfa.
“ bismillah, Syilfa pasti bisa ngerjain ujiannya.” Ucap Syilfa untuk menyemangati dirinya sendiri sebelum masuk keruangan.
2 jam berlalu...
Peserta pun sudah selesai melaksanakan ujian dan keluar dari ruangan nya masing-masing.
“ Alhamdulillah, akhirnya selesai juga” ucap Syilfa
Akhirnya Syilfa pulang kerumahnya dengan senyum yg tertera di bibirnya. Dia pulang bersama ayah dan ibunya yang telah menjemputnya sedari td. Setelah sampai dirumah Syilfa langsung mandi dan merapikan kembali perlengkapan yang dia bawa. Dia merasa senang sekali karena apa yang dia pelajari selama beberapa bulan itu tidak sia-sia karena soal ujian yang dia kerjakan tadi banyak yang sama dengan materi yang dia pelajari. Semoga saat pengumuman nanti dia mendapatkan hasil yang baik.
1 bulan berlalu...
Hari ini merupakan hari dimana pengumuman seleksi masuk universitas Negeri. Syilfa sangat menunggu hari ini datang. Syilfa selama 1 bulan terakir selalu berfikir apakah dia lulus atau tidak, jika dia tidak lulus apakah dia harus memilih jurusan lain untuk kuliahnya. Dia juga selalu berdoa apapun hasilnya nanti baik itu lulus atau tidak mungkin itu sudah jalannya dia yang penting dia sudah berusaha semaksimal yang dia bisa. Setelah dia membuka web pengumuman dan dia memasukkan identitasnya ternyata keluarlah tulisan berwarna hijau yang bertulisan,
“selamat anda dinyatakan lulus seleksi masuk Universitas Negeri 2018/2019 di:
PTN : Universitas Indonesia Program Studi : pendidikan Dokter “
Syilfa yang membaca itu pun menangis karena usaha yang dia lakukan selama ini telah membuahkan hasil yang baik. Dia langsung memberi tau kedua orang tuanya. Ayah dan ibu Syilfa pun menangis sambil memeluk syilfa. Mereka sangat merasa bersalah karena dulu pernah melarang Syilfa untuk menggapai cita-citanya sebagai dokter dengan memaksakan keinginan mereka sendiri. Syilfa sangat senang dan berjanji kepada dirinya akan terus belajar lebih giat lagi agar dapat menjadi dokter yang sukses dan dapat membahagiakan kedua orang tuanya, karena perjuangan tidak akan menghianati hasil.
- TAMAT -
Tidak ada komentar