Header Ads

Header ADS

Penyebab Guru Menjadi Tidak Profesional dalam Mengajar

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay 
NGELONG.MY.ID - Guru adalah ujung tombak dunia pendidikan. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya bergantung pada kurikulum dan fasilitas, tetapi juga pada profesionalisme seorang pendidik. Namun, dalam praktiknya masih banyak guru yang dinilai kurang profesional. Hal ini tentu berdampak pada kualitas pembelajaran dan perkembangan peserta didik.

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan guru menjadi tidak profesional:

1. Kurangnya Kompetensi dan Pelatihan

Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berubah. Sayangnya, tidak semua guru berupaya memperbarui pengetahuan dan keterampilannya. Minimnya pelatihan atau kemauan untuk belajar membuat guru tertinggal dan kurang relevan dengan kebutuhan peserta didik masa kini.

2. Motivasi Mengajar yang Rendah

Rendahnya semangat mengajar sering dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti gaji yang tidak sepadan, kurangnya penghargaan, atau kelelahan akibat beban kerja. Motivasi yang menurun akan membuat guru kurang maksimal dalam menyampaikan materi dan membimbing siswa.

3. Tidak Menguasai Manajemen Kelas

Kelas yang tidak terkendali membuat pembelajaran sulit berlangsung dengan baik. Guru yang tidak mampu mengatur interaksi, menjaga kedisiplinan, atau mengelola dinamika siswa akan kesulitan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

4. Kurang Persiapan Mengajar

Masuk kelas tanpa rencana pembelajaran yang matang adalah kesalahan besar. Guru yang tidak menyiapkan materi, metode, dan media pembelajaran akan terlihat kurang profesional di hadapan siswa. Akibatnya, pembelajaran berjalan seadanya dan tidak terarah.

5. Sikap Emosional dan Tidak Sabar

Guru seharusnya menjadi teladan dalam pengendalian emosi. Namun, sebagian guru justru mudah marah atau tidak sabar menghadapi tingkah laku siswa. Sikap ini dapat menciptakan ketegangan di kelas dan merusak hubungan guru dengan murid.

6. Kurangnya Etos Kerja dan Disiplin

Profesionalisme tidak hanya diukur dari kemampuan mengajar, tetapi juga dari kedisiplinan. Guru yang sering terlambat, jarang hadir, atau tidak konsisten dalam melaksanakan tugas tentu akan dipandang tidak profesional oleh siswa maupun pihak sekolah.

7. Lingkungan Kerja yang Tidak Mendukung

Faktor eksternal juga berpengaruh. Keterbatasan fasilitas, manajemen sekolah yang kurang baik, atau suasana kerja yang tidak kondusif dapat melemahkan semangat guru untuk bekerja secara profesional.

Profesionalisme guru adalah kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama antara guru, sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan kompetensi, motivasi, serta etos kerja guru. Dengan guru yang profesional, kualitas pendidikan di Indonesia akan semakin maju.***

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.