Header Ads

Header ADS

Meraih Impian

Image: idntimes.com

 By. M.Fahri

Sudah dari kecil bakat melukis muncul dalam diriku. Setiap hari, aku berlatih melukis untuk menjadi juara. Suatu waktu aku pernah gagal untuk meraihnya. Tetapi, aku tidak akan pernah berhenti menyerah sampai aku meraihnya. Suatu ketika impianku yang dulu belum tercapai akhirnya menjadi kenyataan. Berkat usaha kerasku, aku pantang menyerah dan menjadi juara.

Namaku Fachri, aku anak yang hobi menggambar. Saat masa kecilku, aku sama sekali tidak bisa menggambar bisanya menggambar benang kusut saja.

Suatu ketika, aku melihat sebuah lukisan yang bagus di kamar kakakku dan aku terkagum-kagum melihat lukisan tersebut dan saat itu aku mulai terinspirasi untuk belajar menggambar.

"Ini lukisan punya siapa kak?" Tanyaku

"Itu lukisan kakak" Jawab Kakakku

Dan ternyata aku baru tahu bahwa Kakakku pandai melukis sejak dulu. Dan aku pun minta diajarkan melukis.

"Kak, ajarkan aku melukis" Ucapku

"Tidak ah... belajar sendiri saja... nanti kamu bisa sendiri" Ucap Kakakku

Tetapi sayangnya Kakakku tidak mau mengajari dan menyuruhku agar belajar melukis sendiri. Dan dari sana aku mulai belajar menggambar dan terciptalah gambaran yang sangat melegenda yaitu gambar dua gunung dan matahari di tengahnya kemudian dibawah gunung ada jalan yang entah dari mana asal jalannya "mungkin jalannya buntu" dan di samping jalan terdapat sawah dan ada orang orang lidi disana dan gambar burung yang berbentuk M.

Setelah mencoba belajar menggambar sendiri, aku pun tidak menyerah untuk belajar menggambar. Aku terus mencoba dan mencoba. Lama kelamaan aku pun mengalami perkembangan dia tidak lagi menggambar gunung tetapi dia juga bisa menggambar pantai, laut, hutan, dan pemandangan yang lainnya. Selain menggambar aku pun juga bisa mewarnai. Dari sini aku mulai berimpian menjadi juara pertama dalam lomba menggambar.

Pada saat kelas 1 SMP aku pun sudah bisa dikatakan hebat dalam hal menggambar, aku pernah diikutkan oleh gurunya lomba menggambar.

Pada saat itu, aku pun mendapat juara ketiga karena ada saingannya yang juga hebat menggambar. Dan aku pun kecewa dengan itu tetapi bukan mematahkan semangatku untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggambar.

Pada kelas 2 SMP aku diikutkan lomba menggambar tentang "GO GREEN" tetapi sayang sekali aku tidak mendapat juara sama sekali. Aku sangat sedih tentang hal itu. Tetapi aku pantang menyerah untuk meraih juara lagi.

Kemudian pada kelas 3 SMP aku pun kembali meraih juara kedua dan aku sangat bersyukur sekali dan hampir mencapai impianku.

Pada saat tingkat SMA, aku mulai gemar menggambar karakter-karakter fantasi dan lain-lain. Kemudian temanku, Rama terkagum melihat gambarku.

"waahh... Bagus sekali Fachri gambarmu ajarkan aku" Ucap Rama.

"Mudah kok pertama kita buat sketsa kerangka tubuhnya, lalu kita buat bajunya" Ucapku

"Waduuh... tidak bisa aku Fachri" Ucap Rama.

"Tidak apa-apa namanya juga belajar, coba dulu Rama nanti lama kelamaan kamu bisa sendiri kok" Ujarku.

Kata yang aku ucapkan kepada Rama sangat persis saat aku masih kecil. Aku percaya bahwa setiap orang bisa menggambar bukan berarti orang itu tidak bisa menggambar tetapi cuma tidak terbiasa menggambar.

Tak lama kemudian pada saat pelajaran Seni Budaya, guruku yaitu Pak Efran menyuruh seluruh murid untuk menggambar sudut pandang. Kemudian Pak Efran meletakkan beberapa barang di hadapan para murid dan menggambarnya sesuai pandangan masing-masing. Beberapa teman-temanku banyak yang kesulitan dalam menggambar dan Pak Efran pun keluar kelas sebentar dan akhirnya mereka meminta tolong kepadaku untuk menggambar gambaran mereka.

"Fachri, tolong gambarin punyaku aku tidak bisa menggambar" Ucap Temanku

"Oke, aku gambarin tapi sedikit saja ya..." Ucapku

Tak lama kemudian Pak Efran pun masuk ke kelas lagi dan waktu menggambar pun habis, saatnya gambaran dikumpul. Aku tidak tahu bahwa Pak Efran menyuruh menggambar karena ingin menyeleksi siapa yang gambarannya bagus untuk dimasukkan ke anggota Seni Rupa.

Tak lama kemudian aku pun terpilih menjadi anggota Seni Rupa karena disalah satu dari semua murid hanya aku yang gambarnya bagus.

Pada saat aku masuk Seni Rupa, aku melihat para seniorku bukan lagi menggambar melainkan melukis di dinding atau disebut juga dengan mural saat itulah aku mulai belajar menggunakan kuas.

Aku melihat kakak kelasku, dia merupakan master pelukis sekaligus ketua Divisi Seni Rupa di sekolahnya. Dia dari dulu sudah memenangkan banyak lomba mural rata-rata mendapat juara pertama. Oleh sebab itu aku mulai kagum dengan Kak Sandy.

Ketika ada perlombaan di linggau pos aku pun diikutsertakan lomba tersebut. Pada lomba nanti mereka membentuk 3 tim, setiap tim berisi 4 orang. Pada saat itu tema lombanya tentang "Pertamina". Dengan berkecil hati aku beserta anggotaku tidak mendapat juara tetapi Kak Sandy mendapat juara 1. Aku senang melihat Kak Sandy mendapat juara tetapi aku kecewa terhadap diriku sendiri dan aku hampir menyerah.

"Andai aku seperti kak Sandy aku pasti akan mendapat juara juga. Ya Allah, kapankah aku mendapat juara pertama. Sudah lama sekali menanti impian tetapi tidak tercapai juga ya Allah. Rasanya aku ingin menyerah" Ucapku

 

Salah satu dari seniorku mendengarkan ucapanku.

"Dek Fachri jangan menyerah dulu, menang dan kalah itu biasa, kita kalah bukan berarti akhir dari segalanya karena kekalahan itu awal dari kemenangan" Ujar seniorku.

Perkataan seniorku itu membangkitkan semangatku kembali dan aku harus tetap semangat untuk mendapatkan impianku. Karena aku tahu, bahwa kalah itu merupakan awal dari kemenangan.

Sejak itu, aku mulai berlatih melukis lagi dan sambil melihat video panduan di youtube tentang tutorial melukis. Beberapa bulan kemudian, pengetahuanku tentang melukis pun berkembang pesat dan aku yakin bahwa kedepannya kalau ada lomba aku yakin pasti menang.

Beberapa hari kemudian suatu SMA menyelenggarakan acara lomba yang salah satunya yaitu mural dengan tema "Gerakan Pemuda Membangun Bangsa". Pada saat itu aku sudah menjadi ketua Seni Rupa yang baru. Pak Efran membentuk 2 tim yang terdiri dari 3 orang tiap tim.

Lomba tersebut sebentar lagi dimulai pada pagi hari. Sebelum mulai lomba didalam diriku masih terdapat keraguan tetapi aku berusaha untuk menyingkirkan sifat keraguan tersebut dengan berdo’a.

“Bismillahirrohmanirrohhim ya Allah, Tolonglah hambamu ini agar dapat memenangkan lomba kali ini. Amiin ya robbal ‘alamiin.” Ucapku berdo’a.

"Saya yakin Lomba kali ini akan mendapat juara" Ucapku dalam hati.

Dengan yakinnya aku akan menang lomba kali ini.

“Aku harus optimis, harus semangat agar lomba kali ini aku menang” Ujarku dalam hati.

Pada beberapa saat kemudian, lomba pun dimulai. Saatnya aku dan timku mulai melukis di dinding. Aku dan kakak seniorku yaitu Kak Dendi mulai menggambar sketsa dan temanku Fitri membuat backgroundnya.

Sudah beberapa jam berlalu akhirnya mereka menyelesaikan lukisan mereka setelah dilihat -lihat bagus juga. Kemudian aku keliling di sekitar melihat mural dari SMA lain. Setelah dilihat-lihat menurutku mural dari SMA lain lumayan bagus tetapi banyak yang keluar dari temanya.

Hal itu membuatku semakin yakin akan kemenangan. Lalu aku melihat muralnya tim Kak Sandy, aku kagum dengan mural tersebut.

"Halo Kak Sandy, alangkah bagusnya mural tim kakak" Ujarku

"Terima kasih, Fachri mural tim kamu juga bagus" Ucap Kak Sandy

"Kak, bagaimana kakak bisa sebagus itu melukis mural?" Ujarku

"Yaa...kamu harus berlatih terus melihat panduan melukis di internet dan lain-lain" jawab kak Sandy

"Fachri, Kakak dulu sama seperti kamu, lukisan kakak juga tidak begitu bagus dulu, berkat kakak tidak menyerah berlatih melukis kakak menjadi juara seperti sekarang. Jadi berlatih terus kamu agar kamu bisa seperti Kakak" Ucap Kak Sandy

"Oke kak, saya akan berlatih terus, saya ingin seperti kakak" Ujarku

"Sip..." Ucap Kak Sandy

Perkataan dari Kak Sandy memotivasiku agar tetap berlatih melukis untuk kedepannya.

Pengumuman juara mural yang ditunggu-tunggu pun tiba saatnya. Aku pun sangat gemetaran mendengar penguman tersebut. Dan akhir juara pun di umumkan. Tak disangka timku mendapat juara pertama dan kemudian juara kedua diraih oleh tim Kak Sandy. Selain itu, kami juga meraih juara umum.

Pada saat itu, aku sangat senang akan hal itu karena merupakan kemenangan pertamanya saat di tingkat SMA sekaligus impianku kini sudah terwujud.

Kemudian Pak Efran juga bangga terhadapku juga lainnya. Lalu aku, Kak Sandy dan lainnya berteriak bersama-sama.

"BISA! BISA!! BISA!!!" Teriak kami.

Impianku belum berakhir disini, masih ada impianku yang belum tercapai yaitu menjadi Seniman Handal.

“Untuk meraih sesuatu kita harus berusaha dan berdo’a dan jika kita gagal pada hari ini, janganlah mudah menyerah, karena masih ada hari esok dan seterusnya yang akan mengajakmu menjadi lebih sukses.” Perkataan itulah yang selalu terngiang dipikiranku.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.