Header Ads

Header ADS

Suratan Takdir

Image: detik.com

 Desfirda Hartanti

Wanita yang pernah terluka karena cinta telah menutup hatiku untuk lelaki lain. Dukungan dari orang terdekat, aku mulai bangkit dari mimpi burukku. Seiringnya waktu, aku mulai menerima kenyataan pahit dan membuka lembaran baru dengan seseorang. Namun, tuhan berkehendak lain dia pergi untuk selama-lamanya. Sekarang tinggalah kenangan bersamanya untukku tetap tegar menjalani hidup ini.

 Namaku Defanti, orang memanggilku dengan nama Rain. Rain artinya hujan, ya benar aku suka hujan. Hujan adalah kebahagiaanku karena dengan tetesan demi tetesannya dapat menyejukkan hatiku.

Ini kisahku bermula aku berada di SMA. Masa SMA adalah masa dimana remaja sekarang mengenal cinta. Berbeda dengan diriku yang tak percaya lagi dengan kata cinta. Masa suramku telah menghancurkan impianku, dimana masa itu telah melukai hatiku yang mungkin susah untuk disembuhkan.

 Di suatu pagi, saat pertamaku menginjak masa SMA, aku bersama sahabatku Riana yang sering aku panggil “Bik Cuk” untuk pergi ke sekolah bersamanya dengan mengendarai motor riana. Dalam perjalanan ke sekolah, dari arah yang bersamaan tiba-tiba datang mobil melewati kami dengan kondisi mobil yang mengebut, tanpa disadari mobil itu menginjak kubangan air sehingga air tersebut menyiprat baju kami.

 “Apa-apan ini, baju ku basah” cetus ku kepada pembawa mobil

“Sudah Rain, percuma saja kamu marah-marah, mobilnya juga sudah pergi” jawab riana dengan nada santai.

 Mendengar ucapan Riana aku hanya bisa terdiam walaupun aku ingin memarahinya jikalau aku bertemu dengannya sekali lagi. Untung saja aku mengenali wajahnya, jadi mudah untuk mengingatnya.

 Sesampainya kami di sekolah dengan baju yang sedikit basah. Kami bingung masuk kelas yang mana. Lama kami menunggu pengumuman kelas sampai akhirnya, kami tahu kalau kami sekelas. Kami memasuki kelas dan duduk bersama. Beberapa menit kemudian guru masuk ke kelas kami dan meminta kami untuk memperkenalkan diri masing-masing. Disaat proses perkenalan tiba, datanglah siswa yang masuk ke kelas kami dengan gaya yang songong dan dia duduk di bangku tepatnya di barisan sebelahku. Aku pun terkejut, karena dia adalah orang yang membawa mobil ugal-ugalan tadi.

“Cuk, itukan cowok yang membawa mobil ugal-ugalan tadi”

“Masa sih, mungkin kamu salah lihat

“Sumpah!  kalau tidak percaya pulang sekolah kita buktikan”

Ketika cowok itu memperkenalkan diri, akhirnya aku tahu namanya, yaitu Fito, cowok menyebalkan yang pernah aku kenal.

 “kring...kring....kring”

 Bel istirahat berbunyi, Aku langsung mengajak riana pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, seseorang yang menumpahkan minumannya  ke lantai sehingga riana terpeleset. Semua orang menertawakannya, aku sangat marah sehingga aku mendorong orang itu. Ternyata itu adalah Fito.

“Dasar jahat, apa-apaan kamu ini” ucapku pada fito sembari mendorong badannya.

“Santai, anggap saja salam kenal”

“Salam kenal kata kamu, sampai membuat orang celaka” sahutku dengan nada tinggi

“Mengapa kamu marah?, teman kamu biasa saja” balas Fito

 Bertengkarlah kami di kantin sampai kami di panggil ke ruang waka, di waka, aku menjelasakan semua yang terjadi tetapi, fito menyangkal apa yang dia lakukan sehingga, kami di masukkan ke dalam buku hitam. Selesai masalah kami di waka, kami pun pergi ke kelas dengan wajah suram untuk mengikuti pelajaran.

 “kring..kring..kring..”

 Bel pulang berbunyi semua siswa meninggalkan kelasnya masing-masing. Aku dan Riana bergegas ke parkiran untuk membuktikan  fakta tentang Fito. Ternyata benar ucapanku. Aku tidak bisa menahan amarah dan ingin melabraknya, tetapi riana mencegah itu semua dengan alasan takut terkena masalah lagi. Riana mengajakku pergi ke toko buku sehingga amarahku tertahan sejenak. Aku dan riana pergi menuju ke toko buku. Sesampai disana, aku melihat Renaldi bersama pacarnya. Renaldi adalah mantanku dulu. Dia lah yang membuat hidupku tak percaya lagi dengan cinta, ketika dia pergi meninggalkanku dan memilih yang lain. Mendengar hal itu, hatiku merasa sakit seperti di iris oleh pisau yang tajam. Aku pernah berfikir untuk pergi dari kenyataan ini tetapi itu hanyalah ekspetasiku yang tak mungkin terjadi sebelum tuhan mengizinkanku pergi. 

 Tiga  bulan berlalu...

 Aku dan Riana pergi kesekolah bersama tetapi, kami pergi ke sekolah lebih awal karena ada ulangan harian fisika. Saat di kelas kami mengulangi pelajaran yang kami pelajari tadi malam  hingga datanglah fito menghampiriku.

“Cie... cantik lagi serius belajar nih” tegur fito

 Entah apa yang terjadi padanya, dia menegurku dan bersifat ramah kepadaku, biasanya kami selalu bertengkar setiap bertemu. Meskipun dia bersifat ramah.  Aku  sama sekali tidak baper apa yang dia katakan.

 Bel berbunyi pertanda jam pelajaran akan berlangsung, guru datang membawa soal ulangan fisika di kelasku. Aku sangat percaya diri saat dihadapkan soal fisika. Saat ulangan berlangsung, guru memeriksa laci kami untuk mencari murid nakal dalam ulangan. Disaat pemeriksaaan, entah apa yang terjadi di dalam laci mejaku terdapat selembar kertas berisi tulisan rumus fisika. Guru langsung memarahi dan menyobek kertas ulanganku di depan kelas. Aku merasa malu bercampur sedih saat guru menyuruhku keluar kelas.

 Ketika bel istirahat berbunyi, Riana mengajakku pergi ke kantin tetapi, aku menolaknya dengan alasan “tidak lapar”. Riana berusaha memaksaku hingga akhirnya aku mau pergi ke kantin bersamanya.

 Sesampai dikantin aku mendengar ucapan Fito kepada teman-temannya bahwa dia yang sudah memasukkan kertas jawaban ke dalam laciku. Dengan spontannya, aku menghampiri dan memarahinya. Dia hanya terdiam lesu mendengar perkataanku. Aku meninggalkan riana dengan hati yang kesal dan sedih menuju ke kelas. Sesampainya di kelas aku hanya terdiam sampai jam pelajaran berakhir walaupun berulang kali  riana menghiburku.  Fito yang melihat itu menyesal apa yang telah di perbuatnya. Dia berusaha meminta maaf kepadaku tetapi, aku tidak meresponnya.

 Keesokan harinya....

 Aku berangkat sekolah seperti biasanya. Menurutku pagi ini adalah pagi yang membingungkan ketika semua orang melihatku sepanjang perjalananku menuju kelas. Aku bingung yang terjadi, sesampainya di kelas Riana menceritakan bahwa kejadian saat ulangan itu telah di ketahui semua orang. Aku sangat terkejut dan malu sekali. Lalu, aku berfikir untuk tidak keluar kelas pada saat itu. Waktu telah berlalu, saat ingin pulang sekolah, seseorang memberikanku sebatang mawar dan surat. Aku semakin bingung dengan kejadian hari itu saat aku tantya siapa yang memberi ini semua.. Aku penasaran dan aku membaca surat itu yang isinya

“Temui aku di taman belakang  sekolah sendirian”

Dengan penasarannya, aku menemui seseorang tersebut. Sesampainya disana, aku dikejutkan dengan rangkaian mawar yang tertulis kata maaf. Aku tidak menyadari semua yang terjadi hinga air mata membasahi pipiku saat dia datang membawakan lagu yang berjudul maaf di iringi dengan petikan gitar kesanyangannya. Aku tak menyangka bahwa fito sebaik ini. Tetapi cara dia melakukannya seperti waktu renaldi menembakku. Fito membuat ini semua hanya untuk meminta maaf padaku. Dia menyesali apa yang dia lakukan. Dengan berat hati aku berusaha untuk melupakan kejadian tersebut dan memaafkan fito. Aku pikir itu adalah hal yang biasa saat aku memaafkannya tetapi, menurutnya itu adalah hal yang terindah.

 Hari demi hari dan waktu demi waktu telah aku lalui. Aku mulai membuka hatiku untuk fito. Aku tidak tahu mengapa aku bisa jatuh cinta kepadanya, yang jelas fito telah berubah. Merubah hidupku menjadi lebih indah. Saat aku telah membuka hatiku untuk fito, renaldi datang lagi dalam kehidupanku. Dia mengajakku untuk bertemunya di taman rumahku. Awalnya aku menolak tetapi, aku pikir-pikir tak tega melihatnya menungguku lama di taman sementara aku tidak ingin bertemunya.

“Rain, maafkan aku” ucap renaldi padaku

“Sudah aku maafkan ”

“Rain makasih ya”

“oh ya, aku ke sini mau balikan dengan kamu rain” sembari memegang   tanganku

Tiba-tiba fito datang ke rumahku

“Maaf, aku menggagu kalian”

“Ini rain buku kimia kamu, terima kasih ya”

Setelah fito memberi buku itu, dia langsung pergi. Aku ingin mengejar fito tetapi renaldi menahanku dengan memegang tanganku dan memintaku untuk menjawab pertanyaannya

“Aku pikir-pikir dulu, karena tidak semudah itu untuk berpaling hati dari yang lain”

Aku meninggalkan renaldi dan masuk ke dalam rumahku.

 Keesokan paginya..

 Seperti biasanya aku pergi sekolah bersama riana. Sesampainya aku disekolah aku tidak melihat fito, entah kemana dia pergi sampai tibalah surat datang kekelas kami. Dengan penasarannya aku membaca surat itu ternyata fito pergi ke singapura. Terlintas dalam pikirannku untuk memikirkan fito. Gelisah hatiku sampai aku berkeinginan untuk mencari tahu untuk apa fito pergi ke singapura.

Beberapa minggu kemudian, masih tidak ada kabar tentang fito. Aku yang mencari informasi tersebut tidak mendapatkan informasi apapun . Sampai-sampai aku berputus asa. Tak sadar aku baru ingat bahwa 2 minggu yang lalu fito pergi meninggalkanku bersama renaldi. Aku pikir dia marah denganku, aku berusaha menghubunginya dengan ponselku. Aku mulai pasrah sampai akhirnya riana menelponku dan memberitahukanku bahwa fito sudah pulang dari singapura dan sekarang berada di rumah sakit umum gandaria. Aku bergegas pergi kerumah sakit itu. Tetapi aku terlambat fito sudah tiada. Aku pun sedih karena tidak bisa melihatnya untuk terakhir kalinya. Aku tidak kuat menerima ini semua, dia pergi untuk selama-lamanya. Sampai fito di makamkan, aku tidak datang ke pemakamannya karena aku tidak kuat menahan sakit di hatiku. Gara-gara itu aku jatuh sakit sampai-sampai aku tidak masuk sekolah dan riana pun menjenggukku di rumah saat sepulang sekolah. Sesampainnya riana di rumah riana menanyai kabarku dan bercerita tentang pelajaran yang dia pelajari d isekolah. Selang beberapa jam di rumahku riana pamit untuk pulang ke rumah. Sebelum riana pamit  dia memberikan sebuah surat terakhir yang pernah diberikan fito kepadanya untukku.

Setelah aku membaca surat itu aku tidak dapat menahan tangis yang mendalam karena aku seakan-akan dipermainkan oleh cinta untuk kedua kalinya tetapi, dengan beriringnya waktu aku mulai menerima itu semua walaupun cinta tidak harus memiliki, dan aku percaya bahwa allah akan memberikan yang terbaik untukku di kemudian hari.***

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.