Header Ads

Header ADS

Happy Halloween

Image: blog.midletonschool.com/

 By. M. Fakhri Ramadhani

Petir yang menyambar membuatku melompat kaget, saat mataku masih menereopong kearah rumah besar di sebrang jalan berbarengan dengan masuknya sang pemilik rumah yang berada di sebrang jalan tersebut, tanpaku sadari  bahwa aku sudah mengintai rumah tersebut selama 1 minggu belakangan ini, hujan pun mulai turun dengan diiringi oleh padamnya listrik sehingga aku memutuskan untuk tidur dan berhubung hari sudah malam “ huftt hari ini nihil “ sahutku sambil memejamkan mata lalu terlelap.

Keesokannya aku pun bangun sedikit siang, semua itu aku lkukan dengan sengaja karena bulan ini sudah memasuki saatnya libur dan sebentar lagi Halloween.

 “ Pagi Glenn, ayahmu sudah sarapan duluan karena lama menunggumu yang bangun siang, sarapanmu sudah siap di atas meja cepat habiskan sebelum sup daging hasil buruan Ayahmu dingin “ ujar Ibu,

 akupun mencuci muka dan mulai menyantap roti panggang dan sup daging buatan ibu “ Glenn ayah dan ibumu berencana untuk pergi berlibur ke luar kota mumpung sebentar lagi Halloween, kau mau ikut? “ ujar ayah sambil membaca koran pagi, sebelum aku menjawab ibu lansung memotong perkataa ayah “ tentu saja Glenn ikut, apa yang bisa dilakukan anak semata wayang kita ini tanpa kita disini “ ujar ibu sambil meledek.

 aku Glenn Pratama Siswa kelas 2 SMA yang baru saja menginjak usia 16 tahun ini pun merasa tak terima dengan pernyataan dari ibu “ Aku sudah besar aku sudah bisa mengurus diriku sendiri tak perlu lagi dijaga seperti anak bayi “ ucapku ketus sambil mengunyah roti panggang tersebut, ayah dan ibupun tertawa dan berkata “ baiklah kami akan berangkat sore ini jadi bersiaplah akan kami tinggal dan jangan merengek ketakutan karena sebentar lagi Halloween “ ujar ayah sambil meledek lagi, “ Ayah tidak mendapat tugas jaga pada Haloween tahun ini?” ujarku saat bertanya kepada ayah yang merupakan kepala kepolisian sekitar. “ Ayah sudah menyiapkan anggota anggota lain yang menjaga, lagi pula hal bahaya apa yang bisa terjadi di malam Haloween saat anak-anak memakai pakaian konyol seraya meminta minta permen, Trick or Treat “ ujar ayah sambil menirukan hal konyol yang biasa di lakukan di malam Haloween, “ kau serius tak mau ikut Glenn? ini kesempatan emas untuk kita brkumpul di hari libur “.

Akupun mengangguk dan sudah membulatkan tekadku untuk unjuk gigi menunjukan keberanianku ditnggal sendirian di rumah di malam Halowenn ini,  disamping itu Glenn juga Mager untuk pergi keluar kota dan lebih memilih mengahabiskan Halloween dengan bersantai di rumah, walaupun terdapat sedikit rasa takut yang muncul dari rumah yang berada di sebrang jalan, ya itu adalah rumah Pak Bov.

Setelah sarapan aku pun naik ke kamarku  dan langsung mengahmpiri Teropong Bintang yang sudah kusiapkan di jendela kamar untuk mengawasi gerak gerik dari tetangga di sebrang rumahku, ya Pak Bov panggilanya, sudah seminggu ini gerak gerik nya mulai mencurigakan, sejak di tinggal mati oleh istrinya sebulan yang lalu dikarenakan hal yang sering disebut oleh polisi sebagai sebuah “kecelakaan” dimana mayat Bu Tami, istri dari Pak Bov ditemukan dengan kondisi mengenaskan karena sudah kehilangan sebagian tubuhnya, aku pun tau tentang hal ini karena tak sengaja mendengar pembicaraan ayah dengan beberapa anggotanya dan kasus itu pun sudah di tutup dengan keterangan bahwa itu kecelakaan dan dari pihak Pak Bov pun sudah menerimanya dengan ikhlas tanpa ada protes dan aku memilih utuk bungkam dan bersikap masa bodo karena  memikirkannya saja sudah membuatku mual. Namun seminggu belakangan ini Pak Bov mulai melakukan hal-hal -aneh- seperti suka mengamuk tidak jelas apabila ada orang yang berkunjung kerumahnya, walaupun hanya sekedar tukang post, dia juga entah kenapa sering melihat kearah rumahku dengan tatapan penuh benci atau bahkan sering melototi aku dan keluargaku yang membuat kami tidak nyaman dan melakukan hal-hal aneh lainnya, dan puncak nya 2 hari yang lalu, tepatnya tengah malam saat pak Bov terlihat menggeret sebuah kantung besar yang kotor masuk kedalam rumahnya dengan hati-hati, aku yang saat itu tak sengaja terbangun hanya bisa menatapnya dengan penuh curiga tanpa tahu apa isi dari kantong tersebut dan memutuskan untuk kembali tidur, sejak saat itu tingkah lakunya semakin aneh seaakan-akan ia menunujukan kebenciannya terhdapa rumah kami, apakah dia tahu bahwa selama ini aku mengintipnya sehingga dia marah, begitu..?! Ataukah hal lain..?, ntahlah aku pun menghela nafas sambil mengambil ponselku, hal inilah yang membuatku sedikit was-was saat ingin ditinggal keluar kota oleh ayah dan ibu sore nanti.

Untuk mengatasi hal tersebut aku pun mencari bala bantuan, aku menyambar ponselku dan langsung menelpon sohib karibku Barga Putra, Lelaki setengah buncit yang merupakan teman dekatku dari kecil ini merupakan orang pertama yang akan aku hubungi apabila aku sedang mencari –pengawal-­­.

“Hei Barga bisa kerumah sore ini?” tanyaku, namun tak terdengar jawaban dari Barga meski ponselnya telah tersambung, baru saja aku ingin memanggil lagi sebuah suara serak terdengar sambil mengunyah sesuatu “ Kerumah mu? Untuk apa aku sedang sibuk aku banyak pekerjaan“  sahut Barga sok sibuk.

Glenn paham betul yang di maksud Barga dengan “sibuk” ini pastilah bermain games sambil memakan cemilan penuh micin dengan di ikuti perasaan Mager atau Malas Bergerak.

 “ Tapi rumahku tak ada orang dan aku tak sanggup untuk menghabiskan cemilan yang ada selusin ini yang baru kubeli, sambil menonton Dvd horror terbaru ini sendirian jik—“ baru saja Glenn ingin melanjutkan kata-katanya Barga langsung membalas “ Aku OTW ke rumahmu, Sekarang…!!” Glenn pun tertawa kecil melihat siasatnya sukses untuk menarik manusia Mager satu itu untuk dijadikan nya –Pengawal-.

 

“ Jangan lupa kunci rumah saat ingin tidur, untuk makan Ibu sudah menyiapkan daging beku di freezer untuk kau olah sendiri, jangan lupa mencuci piring setelah makan dan jangan lu—“ ujar ibu panjang lebar.

 “ Ya ibuu aku 16  tahun aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan saat situasi seperti ini “ sahutku seraya memotong ocehan panjang Ibu.

 “Kau yakin tak mau ikut Glenn..?! belum terlambat untuk berubah pikiran” ujar ayah seakan meragukan keputusank.

Aku pun melirik sedikit ke rumah di sebrang jalan lalu mengangguk dan berkata “ Keputusanku sudah bulat, aku akan tetap tinggal” Glenn berkata dengan yakin. Akhirnya Ayah dan Ibu pasrah dan tak bisa merubah pendirian sang anak semata wayangnya, mereka melambai dari kaca mobil diiringi dengan mobil yang semakin menjauh, Glenn pun melambai balik tanda bahwa malam-malam –kebebasan-  yang sudah ditunggunya tiba, tak lama setelah mobil orang tua Glenn berangkat sebuah motor tiba di teras Glenn, lalu turunlah seorang remaja berperut buncit dengan kaos putih polos.

 “Hei selamat datang..!!, kau sudah tak sibuk lagi?” Glenn menyapa Barga yang baru saja turun dari motor, “ Aku rela meninggalkan kesibukanku demimu Glenn “ sontak kata-kata dari Barga tadi membuat Glenn geli dan mereka pun tertawa kecil lalu mereka masuk ke dalam rumah diiringi dengan terbenamnya Matahari tanda akan datangnya malam dan tanpa mereka sadari sosok di sebrang rumah Glenn pun tersenyum licik melihat kepergian kedua orang tua Glenn dan hanya menyisakan dua remaja 16 tahun di sebrang rumah itu, entah apa yang membuatnya tersenyum saat itu.

Jumpscare dari Dvd horror yang diputar oleh Glenn malam itu membuat Glenn dan Barga melompat kaget, mata yang tadi suda 5 watt karena mengantuk tiba-tiba terbelalak mendengar efek suara dari Jumpscare tadi mereka pun memilih untuk tidur malam itu, setelah sebelumnya mereka memasakan daging yang telah Ibu siapkan di Freezer, setelah mereka olah menjadi sup daging Barga sedikit bingung dan mulai bertanya “ Apakah daging ini tidak terlalu amis untuk ukuran daging buruan..? atau kau tidak bisa memasak Glenn..? Rasanya agak—“ sebelum Barga melanjutkan celotehan panjangnya Glenn langsung memotongnya “ Makan ya tinggal makan, toh kau juga sudah habis 2 piring..!! “ sahut Glenn yang juga merasaka sedikit amis dari daging olahan tersebut apakah rasanya memang begini ya? atau aku tak bisa memasak..?! Glenn pun mulai memikirkan hal yang menjadi celotehan temannya tadi, sudahlah toh sudah sama-sama kenyang pikir Glenn setelah itu mereka mencuci piring dan memutuskan untuk naik ke kamar Glenn untuk istirahat, malam menunjukan pukul 10, lagi-lagi hal yang pertama Glenn tuju saat di kamar ialah teropong bintang yang terpampang di depan jendela kamarnya ia langsung mengamati gerak gerik tetangga di sebrang rumahnya itu, namun hasilnya pun nihil sang tetangga tidak menunjukan gerak gerik apapun malam ini yang membuat Glenn semakin curiga.

 “ Masih suka mengintip Bapak tua itu kau ?” ujar Barga meledek.

 Glenn pun tak menghiraukannya sambil terus memantau tak lama kemudia Barga langsung tertidur pulas di kasur meninggalkan Glenn sendirian yang masih asik memantau tak lama setelah itu Pak Bov pun keluar dari rumahnya membawa sebuah plastik hitam yang membuat Glenn langsung memusatkan padangannya ke plastik hitam tersebut dan tanpa ia sadari Pak Bov telah membeku dengan tatapan dingin kearah kamar Glenn, dia telah menyadari bahwa Glenn sedang memerhatikannya dari balik kamar menggunakan teropong hal tersebut membuat Glenn langsung melompat kaget melihat tatapan dingin dari Pak Bov dia pun langsung menutup tirai kamarnya dengan perasaan yang campur aduk dan langsung tiarap, “habis sudah aku..!!” pikirnya apa yang akan Bapak itu lakukan setelah in,i dia pun langsung melompat ke kasur mencoba menghapus bayangan tatapan dingin Pak Bov tadi, Glenn pun langsung mencoba untuk tidur berharap ia bisa melupakan tatapan malam itu.

Klontangg...!!

suara sebuah benda jatuh di lantai bawah sontak membuat Glenn langsung terbangun dari tidurnya ia pun melihat jam dan angka menunjuk pada pukul setengah 3 pagi dengan Barga yang masih adem ayem di sebelahnya tanpa terusik suara benda jatuh yang cukup keras tadi, Glenn pun hendak langsung memeriksa kebawah namun langkahnya terhenti ketika mengingat kejadian sebelum ia tidur tadi, ya tatapan dingin Pak Bov hal itu membuat Glenn menelan ludah nya pikiran aneh-aneh mulai merasuk ke kepala Glenn dengan diiringi suara berisik yang kembali timbul di lantai bawah membuat Glenn bimbang apakah harus melanjutkan langkahnya atau memilih melompat kembali ke kasur atau bahkan memilih untuk menyambar ponsel miliknya dan mulai menelpon orang tuanya, ingin sekali ia melakukan pilihan yang ke 3 namun ia sadar hal tersebut hanya akan membuatnya malu apalagi setelah dia  dengan sombongnya mengaku berani kepada orangtua nya, lagipula saat ini jam setengah 3 pagi manusia mana yang masih terjaga untuk mengankat telpon jam segini..? akhirnya Glenn pun memberanikan diri untuk melihat ke bawah dengan penuh rasa bimbang yang bercampur aduk dengan cemas, “siapakah pengunjung rumahku di pagi ini?” Ujar Glenn di dalam hati.

Glenn berjalan menysuri tangga deangan perasaan campur aduk, langkahnya hati- hati dan denyut jantungnya berdegup sangat cepat ketika sampai di anak tangga terakhir Glenn pun membisu lalu mencoba meengumpulkan keberanian untuk mencari tahu siapa gerangan di balik gaduhnya dini hari di rumahnya

.” Hallo? Siapa disana?” seketika kegaduhan itu mendadak sunyi, jantung Glenn yang sedari tadi berdegup kencang seakan menambah kecepatannya seakan jantung itu bisa keluar sewaktu wakttu dari dadanya, suara gaduh yang sekarang sunyi tersebut berasal dari dapur, tepatnya dari kulkasnya Glenn bisa melihat sosok tersebut dari belakang sosok itupun mulai menoleh kebelakang sambil memegang sesuatu, dan benda itu adalah daging dari Freezer-nya, Glenn pun membeku seraya kebingungan untuk apa dia mengambil daging beku itu? Bila ia pencuri bukankah dia seharusnya mengambil sesuatu yang lebih berharga? Belum sempat Glenn menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada di benaknya tersebut suatu hal membuat Glenn tambah terbelalak yaitu orang yang kini berdiri menatap Glenn adalah tak lain dan tak bukan Pak Bov beliau tersenyum sinis sambil menatap Glenn yang masih membeku diam seakan mati rasa menyadari bahwa hal yang Ia takuti memang terjadi. Pak Bov menerobos masuk ke rumahnya namun alasan dia menerobos masuk itu masih menggantung di pikirannya, hanya untuk sebuah daging? daging beku?,  Pak Bov pun berjalan perlahan menghampiri Glenn yang mematung membisu menatap ke arahnya.

 “ Permisi nak, aku ambil kembali barang milkku, tepatnya milik istriku” sambil menepuk pundak Glenn dan berjalan keluar dari rumah Glenn.

 “ Ohya Trick or Treat..!!” tambah Pak Bov seraya beranjak pergi dari rumah Glenn, Glenn pun mencoba mencerna kata-kata dari Pak Bov barusan dan mencoba mengabaikan bagaimana caranya Pak Bov bisa menerobos masuk ke rumahnya, Glenn sejenak mematung mencoba memutar otak untuk mencerna mentah-mentah hal yang baru saja terjadi di depannya, setelah merasa mendapatkan jawaban yang tepat Glenn pun duduk dengan kondisi shock.

 “ ah sial, amis..!! “ gerutu Glenn dengan kondisi lemas setelah berhasil mencerna segala hal yang terjadi barusan, Halloween pukul 3 pagi semuanya berubah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.